Berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi saya sejauh
ini, sebuah kenangan memiliki dua sisi, sisi melekat dan tidak melekat.
Sisi melekat dari sebuah kenangan adalah ketika kita
mengingat sebuah kenangan dan berpikir, “indahnya saat-saat itu, andai aku bisa
mengulangi momen-momen indah itu, andai waktu bisa kuputar kembali ke saat
itu..” Sisi ini jelas sangat merugikan bagi seseorang yang mengalaminya. Sisi
ini hanya menimbulkan kesedihan, sedih karena secara tidak langsung kita
berpikir bahwa saat ini tidak seindah saat itu, dan pada kenyataannya kita
tidak bisa kembali ke waktu itu dan mengulangi semuanya.
Saya bercermin pada
pengalaman diri sendiri. Saat pertama saya mengikuti lomba dan kompetisi, saya
memiliki niat untuk menguji kemampuan, menguji diri. Tetapi seiring dengan
beberapa keberhasilan yang saya peroleh dalam perlombaan yang saya ikuti, secara
tidak sadar niat saya menjadi bergeser, menjadi melekat dengan sisi kenangan
yang satu ini. Saya tidak lagi murni memiliki niat untuk menguji diri, tetapi
ingin mengulangi kesuksesan yang saya peroleh dari lomba-lomba sebelumnya,
karena saya memiliki kenangan. Kenangan betapa indahnya saat-saat kemenangan
itu. Saya terus mengikuti lomba. Ketika menang saya senang, namun hanya
bertahan beberapa saat, saat yang sungguh singkat, sisanya batin saya kembali
menderita seperti seseorang yang kehausan, ingin segera memperoleh kemenangan
lagi untuk pemuasan yang sungguh bertahan singkat. Ketika kalah saya sedih,
karena tidak bisa mengulangi momen kemenangan yang ada dalam ingatan saya
tersebut. Akhirnya ini menjadi sebuah pengejaran tanpa henti. Pengulangan yang
penuh penderitaan. Namun sayangnya justru sisi kenangan inilah yang paling
sering ditonjolkan dalam film drama dari negara manapun, dan lagu-lagu bertema
cinta dengan bahasa apapun.
Sisi kedua adalah sisi yang lebih positif. Sisi ini
mengingatkan kita akan nilai-nilai baik yang terdapat dalam kenangan tersebut
dan menuntun kita untuk kembali pada nilai-nilai baik tersebut ketika kita
mulai menyimpang. Contohnya adalah ketika kita mengenang perjuangan para
pahlawan kemerdekaan, kita diingatkan akan nilai-nilai kebersamaan, kegigihan,
pantang menyerah, dan sebagainya. Contoh lain adalah ketika saya mulai merasa
malas dan saya mengingat momen-momen kritis dalam perlombaan yang sangat
menentukan kemenangan, dimana semua peserta mengeluarkan seluruh usaha dan
kemampuan terbaiknya, saya menjadi kembali bersemangat karena diingatkan
mengenai arti dari sebuah perjuangan.
Jadi, seperti hal-hal lain di dunia ini, kenangan pun
menurut saya adalah netral. Bagaikan keping uang logam yang memiliki dua sisi,
demikian pula semua hal memiliki sisi baik dan sisi buruk. Sesuatu yang kita
lakukan dengan hal itulah yang menentukan hal itu menjadi baik atau buruk. Sisi
mana yang kita pilih, adalah suatu kebebasan, dan semuanya kembali pada diri
kita masing-masing.
No comments:
Post a Comment
Feel free to comment :)