Wednesday, July 18, 2012

Cara Belajar yang Efektif dan Tidak Membuat Jenuh

Terkadang saat kita selesai belajar sesuatu, terutama pelajaran teori, beberapa hari kemudian kita sudah lupa lagi. Padahal saat belajar itu kita sudah sampai terbosan-bosan dan jenuh. Rasanya sangat merugikan bukan?

Mengapa bisa demikian?

Mungkin cara belajar kita perlu diubah. Seperti yang pernah saya katakan dalam posting lainnya bahwa otak manusia tidak bekerja berdasarkan urutan dan susunan. Namun lebih kepada hubungan antar ide tersebut.

Misalkan saja Anda disuruh menghafalkan benda-benda berikut: sendok, meja, obeng, garpu, paku, piring, palu, kursi. Lebih mudah mana, menghafalkan dalam urutan tersebut atau urutan berikut:

Meja – kursi –piring –sendok –garpu –obeng –paku –palu

Mengapa lebih mudah? Karena urutan tersebut memiliki hubungan ide yang jelas. Ada meja dan kursi, di atas meja ada piring. Di dalam piring tersebut ada sendok dan garpu. Tak jauh dari situ terdapat peralatan kerja seperti obeng, paku, dan palu.

Melalui contoh tersebut, Anda sudah mengetahui apa yang saya maksud dengan cara belajar yang efektif kan? Tidak perduli seberapa liar imajinasi Anda, asalkan hubungan antar idenya jelas, otak Anda akan menyerapnya juga. OK, selamat mencoba! :)


Sumber bacaan:
http://thinksimplenow.com/productivity/how-to-learn-without-memorizing/

Apakah Anda lebih menyukai browsing web di Internet daripada membaca buku? Mengapa?

Misalnya suatu saat Anda ingin liburan keluar negeri, misalnya Australia. Sebelum berangkat Anda ingin mencari informasi mengenai tempat menarik apa saja yang terdapat di negara tersebut. Anda punya koneksi internet, namun juga punya buku daftar lengkap beserta detail mengenai tempat-tempat menarik di Australia.

Mana yang Anda pilih?
Saya rasa kemungkinan besar Anda (termasuk saya) memilih menggunakan Internet.

Pertanyaannya, mengapa?
Itu karena cara kerja otak kita.

Apakah kita berpikir untuk mengunjungi tempat-tempat menarik tersebut satu per satu berurutan mulai dari abjad A sampai Z? Atau mungkin per kategori untuk mengunjungi seluruh restoran terlebih dahulu, kemudian semua museum, dan seterusnya? Tentunya tidak bukan?

Secara naluriah kita pasti berpikir kira-kira dengan cara seperti ini “ah, hari pertama saya ingin mengunjungi tempat wisata yang ada di Sydney, kemudian mengunjungi restoran terkenal yang lokasinya tidak jauh dari tempat itu. Hari kedua saya akan mengunjungi tempat wisata di Melbourne, setelah itu akan makan malam di restoran sekitarnya yang cukup terkenal.”

Nah, bagaimana jika kita harus mencarinya di buku? Syukur-syukur buku itu mengkategorikan tempat wisata berdasarkan tipenya (restaurant, museum, dsb). Bagaimana jika tidak? Pertama-tama kita harus mengecek satu per satu, lembar per lembar, objek wisata apa saja yang ada di Sydney. Kemudian mengulanginya lagi untuk restoran. Tapi itu baru di Sydney. Belum di tujuan kita berikutnya, Melbourne. Rasanya pasti argggghhhh…

Lain halnya jika kita mencari menggunakan internet. Kita cukup mencari satu tempat wisata yang ada di Sydney, kemudian pada halaman web tersebut akan ada link ke “obyek wisata lainnya di Sydney” dan juga “restoran-restoran di Sydney”. Tidak perlu pusing, tinggal klik, jadi deh..

Cara otak menyimpan informasi mirip dengan web. Otak tidak mengurutkan informasi yang diperoleh secara alfabetis, atau berdasarkan kategori tertentu, atau per bab seperti di buku. Cara otak kita menyimpan informasi lebih mirip dengan web di Internet.  Antar informasi yang satu dengan informasi lain yang saling berhubungan terhubung melalui link-link, seperti link-link yang menghubungkan antara halaman web yang satu dengan halaman web yang lain.

Hal ini kemungkinan besar terjadi karena struktur otak itu sendiri, yang terdiri dari neuron-neuron yang saling berhubungan, dan setiap kali seseorang belajar hal baru, hubungan antar neuron alias link-nya akan bertambah pula.

Karena struktur otak kita berbeda dengan buku, kita perlu menyesuaikan cara kita membaca buku agar dapat membaca buku dengan efektif dan tidak membosankan. Kita juga dapat memanfaatkan informasi yang telah kita ketahui ini untuk mengubah cara belajar kita agar lebih mudah masuk otak dan tidak cepat jenuh.
Nah, karena itulah orang-orang lebih menyukai browsing web. Logis kan? Logis donk :)

Sumber bacaan:
http://thinksimplenow.com/productivity/how-to-learn-without-memorizing/

Tuesday, July 17, 2012

Mental Kepiting vs Mental Sekrup

Siang hari itu saya dan teman-teman sedang refreshing ke Taman Anggrek. Niatnya ingin bermain ice skating, tapi setelah melihat harganya..

“Lho koq gak ada diskon mbak? Padahal hari Senin?”

Ternyata masih periode liburan sekolah. Alhasil daripada menghabiskan uang jajan sia-sia, kami tidak jadi bermain dan mampir ke KFC untuk sekedar minum dan duduk. Tiba-tiba salah seorang teman saya membuka topik obrolan yang cukup menarik. Katanya banyak orang yang mentalnya seperti kepiting. Jika melihat orang lain maju langsung dicapit, ditarik mundur lagi. 

Mungkin juga tepat dianalogikan dengan karet. Coba Anda pegang ujung karet gelang yang satu dengan tangan kiri, kemudian tarik ujung satunya lagi dengan tangan kanan. Apa yang terjadi? Seolah-olah seluruh bagian karet itu berusaha mencegah ujung karet yang ditarik tangan kanan untuk bergerak maju. Sekarang coba lepas ujung karet di tangan kanan Anda, ujung itupun kembali ke posisi semula karena “ditarik mundur” oleh teman-temannya yang notabene adalah karet juga. Apakah teman-temannya diuntungkan dengan melakukan hal tersebut? Tidak juga, mereka pun tetap di posisi semula, tidak bergerak maju.

Bagaimana dengan sekrup? Ketika ujung yang runcing dimasukkan ke dalam lubang dan sekrup diputar, seolah-olah bagian lainnya dari sekrup tersebut “mendorong maju” si ujung yang runcing ini untuk masuk ke dalam lubang. Apa hasilnya? Si ujung runcing bergerak maju, bagian lainnya pun juga ikut bergerak maju. Semuanya sama-sama diuntungkan.

Nah, marilah kita sama-sama mencoba belajar dari sifat sekrup ini. Bayangkan saja jika di antrian halte busway yang cukup panjang, ketika penumpang di antrian terdepan ingin masuk, ditarik mundur dan tidak diperbolehkan masuk oleh penumpang di antrian belakangnya. Apakah penumpang yang menarik mundur ini diuntungkan? Tidak juga, ia sendiri malah tidak bisa masuk kan karena terhalang penumpang di depannya? :)

Tuesday, May 22, 2012

My first thousand visitors

Horray! My blog finally achieves first thousand visitors. Thanks all visitors for visiting my blog! Hope this number always grow and grow again :P

Tuesday, April 10, 2012

A small lesson

Today I understand one more piece of understanding in my life, "Just trust in yourself. Don't rely on others even when others are better then you. Because if you trust yourself to the fullest, you don't let anyone control your success or your failure". May this post remind me if I forgot this lesson someday.

Friday, January 27, 2012

Hindari Berpikir Positif Jika Ingin Sukses

“Haa? Anda sudah gila?” Tidak saya masih waras. Saya membuat tulisan ini dalam keadaan sehat walafiat secara fisik dan mental. “Lalu? Apa maksud Anda? Menipu saya?” Sabar dulu, saya tidak bermaksud demikian.

Saya akan mulai dengan sebuah kisah. Ada 3 orang yang mengikuti lomba yang sederhana namun cukup unik. Di hadapan mereka masing-masing terdapat sebuah batu yang sangaaat besar. Barangsiapa yang dapat menggulingkan batu tersebut terlebih dahulu, dialah yang menjadi pemenangnya.

Orang pertama, Mr.PositiveThinking, mengatakan pada dirinya sendiri, “saya bisa, saya kuat, saya pasti bisa menggulingkan batu ini, hyaaatt..” Namun karena batu itu memang beberapa kali lipat berat tubuh manusia, batu itu sama sekali tidak bergeming. Ia pun berteriak semakin keras pada dirinya sendiri, “SAYA BISA, SAYA KUAT!” Namun tetap saja tanpa hasil. Ia pun terkapar di lantai karena kelelahan. Kecewa..

Orang kedua, Mr.NegativeThinking, ketika melihat batu yang begitu besar dan berat, ia langsung bergumam, “huh, yang benar saja! Tidak mungkin batu besar dan berat seperti itu bisa digulingkan.. Panitia lomba sepertinya hanya ingin mengerjai saya.. Sudahlah saya pulang saja..” Tanpa mencoba menggulingkan batu itu sama sekali, ia pun merapikan barangnya dan bergegas pulang. Sebelum pulang ia menghampiri Mr.PositiveThinking yang tengah kelelahan dan putus asa, lalu berkata, “makanya jangan sok optimis, toh akhirnya malah kecewa gara-gara nggak dapet yang diinginkan.. Mending kayak saya, dari awal udah bilang gak bisa, kan gak perlu kecewa, hehehe..” Mr.PositiveThinking menimpali, “ah tidak, kamu sesat, aku tadi hanya kurang positive saja, harusnya aku terus stay positive, positive, and always positive!”

Selagi mereka berdua asyik berdebat sendiri, peserta yang ketiga, Mr.NeutralThinking, berpikir seadanya, sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, “Berat batu ini tidak sebanding dengan kekuatanku. Jika ingin menang, aku harus menggunakan cara lain.” Ia pun berjalan berkeliling tempat pertandingan sambil mencari cara.

Melihat Mr.NeutralThinking malah berjalan-jalan, Mr.PositiveThinking berkomentar “Apa yang sedang ia lakukan? Mengapa ia malah membuang-buang waktu? Apakah ia sama sekali tidak pernah belajar tentang TIME MANAGEMENT?” Mr.NegativeThinking kembali menimpali, “halah, hentikan semua omong kosongmu Mr.PositiveThinking, paling-paling dia sudah menyerah seperti aku dan memilih berputar-putar saja berkeliling.”

Namun, di luar dugaan mereka berdua, Mr.NeutralThinking kembali dengan dongkrak di tangannya. Ia pun menyelipkan dongkrak itu ke bawah batu besar tersebut, dan dalam waktu singkat, GLUDUK GLUDUK GLUDUK. Batu itu menggelinding! Dan dialah pemenangnya!

Pesan moral dari cerita ini, baik positive thinking maupun negative thinking sama-sama menciptakan bias pada realita yang sesungguhnya. Hanya yang berpikir sesuai realita dan menanggapi realita tersebut dengan tindakan terbaiklah yang akan menang.

Tidak usah jauh-jauh, mata plus dan mata minus sama-sama perlu dikoreksi dengan lensa, bukan? Hanya mata neutral yang dapat melihat dengan jelas. So, let’s start thinking neutrally! The middle way is always the best :)

If you find my posts useful for you, you can follow my blog. Please backlink to this post if you want to share it to your friends, and.. Thank you for reading :)

Wednesday, January 25, 2012

Simple Shutdown Timer Using Notepad (no programming skills required)

In this tutorial, I will show you how to create your own shutdown timer using only Notepad and 2 lines of text. But first of all, I'm sorry if my English is not really cool, I'm an Indonesian and on the way learning to become more fluently in English :) Ok, let's just begin.

In your desktop, right click and select New -> Text Document. Double click that newly created text document. Notepad window will show off.
Just type:

timeout /NOBREAK /T 10
shutdown /s /t 0


hit Ctrl+s (or file -> save, it's up to you ;), close the notepad window, and then rename that file into "a.bat" (without quote sign). FINISH!

To run your shutdown timer, just click twice at that file. BUT WAIT! Make sure you are ready to shutdown your computer! Close any open applications and save your unsaved documents BEFORE you do this! Ok, now you can double click it. The MS-DOS screen will show you remaining seconds before shutdown. And then off..

This is a short video demonstration of this tutorial:


Note: You can also give other name like b.bat, c.bat, or others, again it's up to you. But make sure the extension is bat. To change number of seconds before shutdown, just change "10" in line "timeout /NOBREAK /T 10" to any value you want. The maximum value is 99999 (approximately one day. One day = 24 hours = 86400 seconds). You can use this tutorial to limit computer usage time (especially if you often forget the time when in front of computer, like I do :)

I hope this tutorial is useful for you :)

from Christopher Henry Priyono
for everyone who needs..