Tuesday, February 26, 2013

Dramatisasi dan Pencapaian



Suatu pencapaian dalam hidup belum tentu diawali dengan sesuatu yang dramatis. Sesuatu yang dramatis belum tentu diikuti dengan sebuah pencapaian.

Pada waktu seorang manusia dilahirkan, ia tidak bisa berjalan. Seiring berjalannya waktu, ia belajar dan belajar hingga akhirnya mampu berdiri, berjalan, dan bahkan berlari. Sebenarnya ini merupakan pencapaian yang luar biasa dalam kehidupan manusia. Dalam istilah yang sedang menjadi trend, ini adalah fenomena from zero to hero. Namun tidak ada sesuatu yang dramatis. Tidak ada proses yang berlebihan seperti “sang bayi terus berjuang, jatuh bangun, meskipun ia merasakan sakitnya jatuh, tetapi ia bangun kembali karena tekad kuat dalam hatinya, ‘saya harus bisa berjalan. Saya Harus Bisa!’” Semuanya berjalan secara alamiah, natural, dan apa adanya.

Sebaliknya, banyak dari kita yang setiap tahun baru membuat resolusi, “Ini adalah tahun yang baru. Saya akan memulai tahun yang baru ini dengan semangat baru. Saya akan mencapai sesuatu yang luar biasa dan baru di tahun yang baru ini.” Namun pada prakteknya, sebelum memasuki bulan Februari pun semangat baru tadi sudah hilang entah kemana. 

Atau mungkin beberapa dari antara kita menyadari kebiasaan kita yang merugikan, ingin mengubahnya, bertekad di dalam hati, dan berkata pada diri sendiri dengan dramatis, “Cukup sudah! Mulai sekarang saya akan berubah! Saya sudah bosan dengan kebiasaan lama itu!” Namun selang beberapa hari, ia pun sudah berubah, berubah kembali ke kebiasaan lamanya.

Fenomena ini saya temukan dengan berkaca pada pengalaman diri. Banyak pencapaian diri saya yang menurut saya luar biasa tidak diawali dengan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang dramatis. Saya ambil contoh penulisan dan penerbitan buku saya yang pertama. Saya sama sekali tidak pernah membuat tekad yang berkobar-kobar bahwa saya harus bisa menerbitkan sebuah buku. Saya hanya memiliki keinginan untuk menulis sebuah buku saat itu. Namun hasilnya sungguh luar biasa dan menggembirakan, sebuah buku atas nama saya yang beredar di seluruh Indonesia.

Di lain sisi, terkadang saya mengalami sesuatu yang dramatis dan mengira itu adalah awal dari sebuah pencapaian besar, meskipun ternyata tidak ada sesuatu pun yang terjadi setelah itu. Misalnya, seringkali di awal semester baru perkuliahan saya begitu bersemangat saat membaca beberapa nama mata kuliah yang akan saya ambil, saya berpikir, “Ini luar biasa! Sebentar lagi saya akan mempelajari dan menguasai pengetahuan tentang … (nama mata kuliah)” Namun begitu mulai kuliah, “Astaga! Apa ini? Kenapa begini isinya?” Semangat dan harapan saya pun hilang sedikit demi sedikit, pertemuan demi pertemuan. Sebaliknya saya seringkali mendapat inspirasi pengetahuan dari beberapa mata kuliah yang sama sekali tidak menarik bila dilihat dari namanya.

Kumpulan pengalaman itulah yang mendasari pemikiran saya tersebut. Mungkin dari pemikiran tersebut bisa dipetik manfaat, yaitu jangan terlalu optimis dan over expected akan sesuatu yang dramatis, dan jangan meremehkan sesuatu yang terlihat biasa saja dan tidak menarik. Siapa tahu di balik hal yang sangat biasa tersebut tersimpan sesuatu yang luar biasa.

No comments:

Post a Comment

Feel free to comment :)