Tuesday, July 17, 2012

Mental Kepiting vs Mental Sekrup

Siang hari itu saya dan teman-teman sedang refreshing ke Taman Anggrek. Niatnya ingin bermain ice skating, tapi setelah melihat harganya..

“Lho koq gak ada diskon mbak? Padahal hari Senin?”

Ternyata masih periode liburan sekolah. Alhasil daripada menghabiskan uang jajan sia-sia, kami tidak jadi bermain dan mampir ke KFC untuk sekedar minum dan duduk. Tiba-tiba salah seorang teman saya membuka topik obrolan yang cukup menarik. Katanya banyak orang yang mentalnya seperti kepiting. Jika melihat orang lain maju langsung dicapit, ditarik mundur lagi. 

Mungkin juga tepat dianalogikan dengan karet. Coba Anda pegang ujung karet gelang yang satu dengan tangan kiri, kemudian tarik ujung satunya lagi dengan tangan kanan. Apa yang terjadi? Seolah-olah seluruh bagian karet itu berusaha mencegah ujung karet yang ditarik tangan kanan untuk bergerak maju. Sekarang coba lepas ujung karet di tangan kanan Anda, ujung itupun kembali ke posisi semula karena “ditarik mundur” oleh teman-temannya yang notabene adalah karet juga. Apakah teman-temannya diuntungkan dengan melakukan hal tersebut? Tidak juga, mereka pun tetap di posisi semula, tidak bergerak maju.

Bagaimana dengan sekrup? Ketika ujung yang runcing dimasukkan ke dalam lubang dan sekrup diputar, seolah-olah bagian lainnya dari sekrup tersebut “mendorong maju” si ujung yang runcing ini untuk masuk ke dalam lubang. Apa hasilnya? Si ujung runcing bergerak maju, bagian lainnya pun juga ikut bergerak maju. Semuanya sama-sama diuntungkan.

Nah, marilah kita sama-sama mencoba belajar dari sifat sekrup ini. Bayangkan saja jika di antrian halte busway yang cukup panjang, ketika penumpang di antrian terdepan ingin masuk, ditarik mundur dan tidak diperbolehkan masuk oleh penumpang di antrian belakangnya. Apakah penumpang yang menarik mundur ini diuntungkan? Tidak juga, ia sendiri malah tidak bisa masuk kan karena terhalang penumpang di depannya? :)

No comments:

Post a Comment

Feel free to comment :)