Sunday, June 5, 2011

Mengubah Kualitas Hidup dengan 3 Hukum Newton , Part I

Siapa sih yang tidak kenal 3 hukum Newton? Saat kita SMA, SMP, bahkan SD pun kita sudah diperkenalkan pada hukum Fisika yang luar biasa ini. Mengapa luar biasa? Untuk apa sih sebenarnya hukum ini? Kebanyakan dari kita, termasuk saya dulu, akan berpikir: "mungkin untuk para fisikawan dalam menjalankan tugasnya.." Atau bahkan lebih parah lagi, "Untuk dihafalkan dan mendapatkan nilai baik dalam mata pelajaran Fisika." Tetapi akhir-akhir ini, saya menemukan suatu pesan tersembunyi mengenai kehidupan yang diajarkan oleh 3 hukum Newton ini. Apakah gerangan?

Sebelumnya, saya bukanlah seorang ahli fisika, ilmuwan, atau blablabla.. Saya hanya seorang pelajar yang secara tidak sengaja menemukan hubungan ketiga Hukum Newton dan kehidupan. Dalam artikel ini, saya hanya akan menceritakan Hukum Newton yang pertama. Untuk yang kedua dan ketiga, nantikanlah episode berikutnya! hehehe..

Ok, langsung saja, Hukum Newton yang pertama berbunyi: "Benda akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan tetap selama tidak ada gaya luar yang bekerja padanya." Apakah hanya berlaku untuk benda? Tidak! Ini ternyata juga berlaku untuk aspek-aspek kehidupan seperti akademik, karir, dan finansial. Setiap orang tentunya ingin sukses dalam setiap aspek kehidupannya, bukan? Tapi mengapa sering kita lihat dalam kehidupan bahwa orang yang sukses cenderung untuk terus sukses dan orang yang gagal cenderung untuk semakin terpuruk? Ternyata ini semua dapat dijelaskan menggunakan hukum Newton I yang sering disebut Hukum Kelembaman atau Inersia.

Saya akan mulai dengan "si sukses dan si gagal". 'Si sukses', setiap kali dia mendapatkan kesuksesan dalam hidupnya, kepercayaan dirinya akan semakin meningkat dan mindset di pikirannya bahwa "saya ini orang sukses" akan semakin menguat. Memang, tidak ada seorang pun dalam kehidupan yang luput dari kegagalan. Namun dengan bekal mindset dan kepercayaan dirinya tersebut, ia semakin giat berusaha dan berusaha untuk kembali mendapatkan kesuksesan yang gemilang dalam hidupnya.

Sebaliknya, 'si gagal', setiap kali dia mendapatkan kegagalan dalam hidupnya, semakin kuatlah mindset yang tertanam pada dirinya bahwa "saya ini orang gagal". Dengan mindset itu, orang ini akan semakin terpuruk dan terpuruk yang membawanya semakin jauh dari keberhasilan. Bahkan, biarpun terkadang 'si gagal' ini mendapatkan sedikit kesuksesan, ia secara sadar atau tidak akan berpikir, "paling hanya kebetulan, saya ini kan orang gagal". Benar bukan?

Bagi mereka yang sudah 'bergerak dengan kecepatan tetap' menuju kesuksesan, mungkin kelembaman ini tidak menjadi masalah. Namun, bagaimana cara untuk menghentikan dirinya dari 'bergerak dengan kecepatan tetap' menuju jurang keterpurukan bagi orang-orang yang masuk dalam kategori kedua?

Cobalah kita amati bagian terakhir dari hukum Newton I ini, "..selama tidak ada gaya luar yang bekerja padanya." Aha! Itulah jawabannya! Itulah kunci untuk keluar dari kelembaman! Diperlukan suatu usaha nyata dari kita, bukan hanya pasrah dan terus mengutuki keadaan serta berharap 'badai pasti berlalu'. Jika terjadi badai, tentunya Anda harus mengeluarkan usaha nyata dengan mencari tempat persembunyian yang aman, baru kemudian menunggu badai berlalu, bukan? Kalau tidak percaya, coba saja ketika terjadi badai, tetap diam di tempat dan berharap 'badai pasti berlalu'. Saya rasa badai memang akan berlalu, tetapi berikut orangnya kan? hehehe..

Usaha untuk keluar dari kelembaman memang tidak mudah. Ada 3 tingkat kesulitan dalam melakukan ini. Tingkat paling mudah adalah jika Anda sudah sukses dan ingin meningkatkan kesuksesan Anda. Ibaratnya adalah Anda sedang mendorong mobil yang sudah bergerak maju. Tingkat yang lebih sulit adalah jika Anda tidak begitu sukses dan juga tidak begitu gagal. Anda seperti sedang mendorong mobil yang diam. Ketika Anda mendorongnya, uhhh.. terasa cukup berat. Namun ketika roda sudah mulai menggelinding, tentunya akan menjadi lebih ringan, bukan?

Dan yang terakhir dan paling sulit adalah ketika seseorang sudah memupuk kehidupannya yang amburadul dan ingin berubah menjadi orang sukses. Mengapa sulit? Karena ini seperti mendorong ke depan mobil yang sedang bergerak mundur, jika dorongannya tidak cukup kuat, mungkin malah orangnya yang terdorong ke belakang. Oleh karena itu, saya selalu salut dengan orang-orang yang memiliki latar belakang kehidupan yang kurang baik, namun dapat mengubah kehidupannya dan akhirnya menjadi orang-orang sukses yang dikenal oleh seluruh dunia. Di balik kesuksesan itu, pasti ada perjuangan yang luar biasa untuk menggapai harapan dan impian tersebut.

Jadi, mudah-mudahan kita dapat belajar sesuatu dari sini. "Mengapa sih beberapa orang terlihat menggapai sukses dengan mudahnya, sementara kita kok sudah berusaha habis-habisan masih saja belum berhasil?" Jawabnya:"Karena mereka sudah terbiasa sukses, sudah 'bergerak dengan kecepatan tetap' menuju kesuksesan" Ternyata sukses dan gagal pun juga kebiasaan ya? Walaupun diperlukan usaha ekstra untuk keluar dari keterpurukan dan menjadikan kesuksesan kebiasaan, bagian dari hidup kita, mengapa tidak dilakukan? Ketika kita sudah "on the road to success", semuanya akan menjadi lebih ringan, bukan? Jadi, selamat mencoba :)

2 comments:

Feel free to comment :)